Posts tagged ‘transjakarta’
kopaja di jalur busway
Saya senang ada kopaja di jalur busway. Membuat penumpang lebih tertib krn naik dan turun di halte busway. Namun ternyata mental supir dan keneknya masih perlu perbaikan. Utk masalah kecepatan dapat diatur. Masalah salip menyalip juga sudah hilang. Tapi bikin bus full lebih parah daripada fullnya tije. Yg lebih mengagetkan adalah kebiasaan kopaja yg keluar jalur busway pada jalur yg separatornya rendah. Baik utk menghindar dari jalur yg diokupasi oleh kendaraan lain, juga utk menaikkan atau menurunkan penumpang.
Walaupun kopaja bukan tije. Semestinya harus jadi perhatian bahwa selama mereka melaju di jalur busway tidak diperkenankan keluar utk naik turun penumpang sembarangan.
Busway makin parah
Tahun 2011, dimana setiap entitas berupaya lebih baik daripada tahun sebelumnya, ternyata kurang dirasakan bagi pengguna busway. Waktu tunggu yg semakin lama karena minimnya armada, walau datang lebih pagi, membuat pengguna kesiangan untuk ke tempat bekerja. Di milis, forum online dan berita ttg busway menunjukkan berkurangnya kinerja BLU Transjakarta. Tanpa harus menyalahkan beroperasinya koridor 9 dan 10, BLU TJ dituntut untuk meningkatkan pelayanan bagi para pengguna.
mengatur bus rute langsung
Pengelolaan busway di Jakarta memang baru dimulai 7 tahun yang lalu, namun pengelolaan bus sebagai angkutan umum telah dilakukan sejak awal republik ini berdiri. Tidak dapat dipungkiri masih banyak keluhan penumpang mengenai minimnya informasi umum yang dapat diperoleh ketika akan menggunakan busway sebagai pilihan angkutan mereka. Di antaranya adalah informasi tentang destinasi bus.
Sudah diketahui bahwa setiap koridor dinyatakan dalam kode angka. Pada setiap bus yang melalui koridor 6 Ragunan – Latuharhari akan ditandai dengan angka 6 di jendela depan bus, begitu pula pada bus dan koridor lainnya. Di setiap halte juga terpasang tanda halte terakhir dan halte berikutnya. Sejak adanya inovasi rute alternatif/langsung/ekspres, walau memudahkan banyak penumpang karena tidak harus turun-antri-naik bus di setiap interchange namun tidak diimbangi informasi memadai mengenai rute tersebut.
Antrian penumpang di halte utama tidak dibedakan, hanya diberitahukan melalui “teriakan” frontliner alias satgas penjaga pintu. Selain itu tidak ditempelkannya tanda rute alternatif secara konsisten di setiap kaca depan maupun di sisi pintu masuk bus yang disediakan. Walau hal ini masih uji coba, sebaiknya tetap dilakukan peningkatan kualitas pelayanan dalam perkembangannya, supaya pengguna busway makin merasakan kemudahan yang ditawarkan.
menumpuk di pintu
salah satu kebiasaan buruk penumpang bus transjakarta adalah menumpuk di pintu. tak peduli masih ada ruang di bagian tengah atau depan. tentunya hal ini menyulitkan penumpang yang hendak keluar dan menghalangi calon penumpang yang akan masuk.
kondektur pun tak mampu berbuat banyak, karena sudah repot menjaga pintu. 😉
Selamat!
“Halo, selamat sore Bapak, saya dari Transjakarta, mohon maaf mengganggu waktunya, saya hendak mengucapkan selamat karena Bapak telah memenangkan hadiah Gratis 1 Minuman produk Coca Cola. Mohon informasinya, apakah Bapak telah menukarkan hadiah tersebut?”
Mengalirlah keluhan saya sebagaimana posting sebelumnya dan juga berbagai kesan dan saran sebagai pengguna bus Transjakarta Busway. Ternyata kejadian yang saya alami boleh dibilang “apes”. Sebabnya, menurut sang penelpon, sudah banyak pemenang lainnya yang menukarkan hadiah tersebut di halte lain dan tidak menghadapi masalah seperti yang saya alami.
“Terima kasih banyak, Bapak atas segala masukannya untuk menjadikan kami menjadi lebih baik lagi. Untuk keluhan Bapak akan kami telusuri. Bapak dapat membubuhkan komentar pada website kami. Selamat beraktivitas kembali, Bapak.”
Promosi (1/2 hati) Transjakarta
Dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan pendekatan dengan para pengguna bus transjakarta, Badan Layanan Umum Transjakarta Busway (BLU TB) telah membuka layanan SMS Pengaduan 9250. Bahkan untuk lebih menarik kepedulian para pengguna busway selama bulan Juni 2010 lalu bagi pengirim SMS Pengaduan 9250 terbanyak diiming-imingi dengan Promosi Gratis Sebotol Produk Coca Cola. Promosi tersebut dilakukan dalam bentuk poster yang ditempel di setiap halte busway. Saya sebagai pengguna busway tentu saja tertarik dengan promosi tersebut, iseng-iseng melepas dahaga. Mengingat betapa menyebalkannya menanti bus yang datang di setiap jam pulang kantor antara jam 17 – 19, karena sudah lama, harus berebutan pula dengan penumpang yang lain, tentu saja membuat sebotol minuman menjadi sangat berharga dalam penantian busway tersebut. Fasilitas vending machine yang diletakkan di beberapa halte busway pun saya gunakan untuk membayar kehausan itu. Dengan harga yang tidak jauh beda dengan kaki lima, minuman dari vending machine lebih terjamin karena penyimpanannya. Sayangnya untuk menggunakan mesin tersebut masih dibantu operator yang seringkali tidak berada di tempat.
Pesan demi pesan yang saya kirimkan ke SMS Pengaduan 9250 selama bulan Juni 2010 lalu membuahkan hasil tidak hanya sms ucapan terima kasih dari mesin penjawab sms otomatis beridentitas Hot News, tetapi juga berbagai informasi dari BLU TB. Kemudian pada tanggal 5 Juli 2010 saya mendapat pesan singkat di ponsel saya dari Hot News berbunyi: “04-Tunjukkan & tukarkan SMS ini dengan 1 minuman gratis dari Coca Cola for Jakarta di loket halte Transjakarta yang terdapat vending machine. Berlaku 6-7 Juli’10”. Pada tanggal 6 Juli 2010 sepulang kantor di Halte Ragunan saya tunjukkan SMS tersebut kepada petugas yang kemudian diarahkan untuk menemui operator vending machine.
Dari operator itu saya peroleh informasi bahwa ia mendapat SMS dari Ibu Yuni (085693863347) bahwa orang yang bernama Pak Dudung dari pihak busway tidak setuju dengan program ini sehingga operator diminta untuk menolak pelanggan yang hendak menukarkan SMS tersebut dengan sebotol minuman. Saya tanyakan kepada operator tersebut siapa saja yang sudah klaim botol minuman pada hari itu? Dijawabnya bahwa selama ia berjaga, belum ada satupun kecuali saya yang melakukan klaim SMS gratis minuman tersebut. Enggan berdebat dengan operator tersebut, saya coba hubungi Ibu Yuni dengan nomor yang diberikan oleh operator untuk klarifikasi hingga 3 (tiga) kali, tetapi tidak ada jawaban. Pertanyaan saya mengapa tidak ada SMS klarifikasi dari Hot News yang meminta maaf bahwa program gratis tersebut dibatalkan?
Sekali lagi BLU TB telah menunjukkan kinerja yang tidak profesional dan tidak jelas dengan mengecewakan pelanggan melalui promosi separuh hati (xxxxx xxxxxxxxx).
pembagian gender di bus transjakarta
Ada hal baru dalam dua hari terakhir yang saya temui ketika menumpang bus transjakarta koridor 6, barangkali hal ini berlaku pula untuk koridor yang lain, yaitu pemisahan antri pintu berdasarkan gender. Selama ini pemisahan antri pintu hanya berdasarkan ibu hamil-orang sakit-berdiri-duduk dan itu pun hanya berlaku di terminal keberangkatan, bukan di setiap halte busway. Kabarnya pemisahan pintu berdasarkan laki-laki dan perempuan ini dilakukan sebagai tanggapan atas laporan kasus pelecehan seksual yang dialami oleh salah seorang penumpang beberapa waktu lalu. Tindakan reaktif ini walau cukup bagus, menurut saya kurang efektif jika belum memisahkan penggunaan busnya.
*update 060710: Ada polling tentang hal ini di http://www.transjakarta.co.id/ kita juga bisa senyum melihat hasil pollingnya lho!*
Cycling, the 2nd
As a person who tries to respect the rights of others, I try to be consistent with that attitude though sometimes had a little break as long as permitted by the right owner 🙂 As well as when cycling this morning, I felt safe with me pedaling my bike in the lane.
Until now, in Jakarta was not yet provided a special lane for bicycles, so it is still biased to the so-called cycling track. Therefore, using the general rule that motorcycles, bicycles, even cars with low speed should drive in the left lane, so I ride my bike in the left lane. With a little maneuvering to take the pedestrian path, especially when the jam while there was no passing pedestrians.
Several times I’ve seen cyclists who rode in the busway lane, but I did not have enough courage to follow them because I cringe first heard the Transjakarta sound the horn. Besides, by taking the busway lane, I had violated the rights of Transjakarta bus users and put myself at high risk of accidents. Better and safer to ride on the left lane, anyway.
This morning, cycling 20 km to work only takes 60 minutes, 15 minutes faster than before. Could be due to leave early and take a different route: Matoa Golf – Kahfi 1 – Cilandak – Ampera – Kemang Timur – Pasar Warung Buncit – Mampang Prapatan – Kuningan Barat – Jamsostek Bridge – Patra Jasa. Try it, because cycling is refreshing.
Enrique Penalosa: Trotoar Yang Manusiawi Hingga Masa Depan Busway
Ga jauh beda dengan yang pernah kutulis tentang busway, trotoar, motor dan mobil. Mantan walikota Bogota percaya jika semua itu dikelola dengan lebih baik. Masa depan Transjakarta dan juga kota Jakarta bisa jadi lebih baik lagi 🙂
Enrique Penalosa: Trotoar Yang Manusiawi Hingga Masa Depan Busway.