Posts tagged ‘jakarta’

Cycling, the 2nd


As a person who tries to respect the rights of others, I try to be consistent with that attitude though sometimes had a little break as long as permitted by the right owner 🙂 As well as when cycling this morning, I felt safe with me pedaling my bike in the lane.

Until now, in Jakarta was not yet provided a special lane for bicycles, so it is still biased to the so-called cycling track. Therefore, using the general rule that motorcycles, bicycles, even cars with low speed should drive in the left lane, so I ride my bike in the left lane. With a little maneuvering to take the pedestrian path, especially when the jam while there was no passing pedestrians.

Several times I’ve seen cyclists who rode in the busway lane, but I did not have enough courage to follow them because I cringe first heard the Transjakarta sound the horn. Besides, by taking the busway lane, I had violated the rights of Transjakarta bus users and put myself at high risk of accidents. Better and safer to ride on the left lane, anyway.

This morning, cycling 20 km to work only takes 60 minutes, 15 minutes faster than before. Could be due to leave early and take a different route: Matoa Golf – Kahfi 1 – Cilandak – Ampera – Kemang Timur – Pasar Warung Buncit – Mampang Prapatan – Kuningan Barat – Jamsostek Bridge – Patra Jasa. Try it, because cycling is refreshing.

Iklan

Mei 7, 2010 at 8:31 am Tinggalkan komentar

efisiensi berkereta


kereta api masih jadi alternatif kendaraan saya dari bandung ke jakarta, terutama pada long weekend kemarin, dimana hampir semua shuttle already fully booked sedangkan mencapai terminal leuwi panjang memakan waktu lebih lama dan harus melewati beberapa titik kemacetan. dengan biaya yang sama dengan karcis bus bandung-lebak bulus, saya peroleh tiket argo gede plus mendapatkan snack kotak berupa roti dan air minum. waktu tempuh bandung jakarta juga tidak jauh berbeda pada kisaran 3 jam. ketika kereta berhenti di jatinegara, pada pukul 21:30 saya memikirkan alternatif kendaraan: taxi dari jatinegara, busway, KRD atau KRL.

(lebih…)

Maret 10, 2009 at 9:07 pm 3 komentar

ketabrak bus, salah siapa?


tempo
sindo
kompas
detikcom

Assalamualaikum,

Dua hari ini saya naik bus transjakarta koridor 6 untuk berangkat ke kantor. Untuk seorang buruh yang jam kerjanya 7-16 seperti saya, berangkat lebih pagi menjadi sebuah keniscayaan. Apalagi kondisi Jakarta yang sulit bebas dari kemacetan. Selama masih mengendarai sepeda motor, saya masih boleh bertoleransi untuk berangkat jam 06.00, namun sejak menumpang kendaraan umum, paling lambat saya harus berangkat jam 05.40 supaya tidak terkena macet dan dapat tiba di kantor tepat waktu. Ternyata sebelum jam 07.00 tiket bus transjakarta yang harus dibayar hanya Rp2000 saja (di atas jam 07.00 harga tiketnya Rp3500).

Saya sadari bus transjakarta sangat bermanfaat bagi saya dan penumpang lainnya, karena tidak perlu menghadapi kemacetan sehingga waktu tempuh lebih cepat daripada menggunakan jalur biasa. Ketertiban menjadi syarat untuk menumpang bus transjakarta, seperti naik dan turun di halte yang ditentukan, menggunakan jembatan penyeberangan atau zebra cross, antri ketika membeli tiket dan masuk bus. Dari dalam bus, saya dapat melihat wajah-wajah pengendara mobil pribadi dan pengendara sepeda motor yang kelelahan dan putus asa menghadapi kemacetan. Terlebih lagi pada penumpang angkot dan bus reguler.

Saya mencoba menelusuri penyebab kemacetan sambil menikmati pemandangan dari dalam bus. Ada beberapa hal yang menyebabkan kemacetan, dan dari dalam bus transjakarta, semuanya jadi kentara sekali.

  1. mobil pribadi: selain ukurannya lebih besar daripada sepeda motor, dapat ditemukan di ruas jalan non 3 in 1 bahwa kebanyakan mobil hanya ditumpangi seorang saja yaitu si pengendara mobil. Sebuah lajur yang lebarnya cukup untuk 2 mobil hanya menampung 2 orang saja, padahal sebuah kendaraan umum dapat menampung lebih dari 5 orang. Sebuah mobil berukuran 2 buah sepeda motor, sehingga sebuah mobil mengambil jatah untuk 2-4 penumpang.
  2. sepeda motor: banyak yang mempersalahkan sepeda motor sebagai biang kemacetan, padahal ukurannya tidak seberapa dibanding mobil pribadi. Namun volume sepeda motor saat ini memang banyak sekali. Slogan anti macet membuat pengendara sepeda motor dapat melakukan manuver untuk membebaskan diri dari kemacetan. tapi manuver tersebut malah bikin kondisi macet tambah parah. (ketika saya berkendaraan sepeda motor, saya juga sering dibuat kesal oleh pengendara motor lainnya)
  3. angkot dan bus reguler: sebagai angkutan umum, mereka patut diacungi jempol karena dapat mengangkut lebih banyak orang sehingga bodi besar pun tidak jadi masalah. Hanya saja perilaku pengemudi dan penumpangnya yang seenaknya menghentikan angkot/bus dimana saja dapat menimbulkan kemacetan. Padahal untuk angkutan umum reguler sudah disediakan halte bus, namun kurang terpakai.
  4. pejalan kaki: mau tidak mau pejalan kaki bisa jadi sumber kemacetan, apalagi jika jumlahnya banyak, hehehe…. Para pejalan kaki adalah pengguna jalan yang biasanya menggunakan trotoar untuk berjalan, tetapi jika trotoar difungsikan sebagai tempat berjualan, maka pejalan kaki terpaksa menggunakan bahu jalan dan membuat macet. Untuk menyeberang jalan sudah disediakan zebra cross atau jembatan penyeberangan, tetapi jarang sekali pejalan kaki yang memanfaatkannya. mereka lebih senang melintas di arus lalu lintas yang memaksa pengendara mobil atau motor menghentikan kendaraan mereka untuk menyilakan mereka menyeberang, dan terjadilah macet. Padahal itu bukan kewajiban pengendara dan bukan hak penyeberang jalan. Menyeberang tidak pada tempat yang disediakan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
  5. lampu merah, kecelakaan, pengalihan jalur dan penyempitan jalan karena pekerjaan proyek menjadi sumber lain kemacetan.

Perilaku pengguna jalan menjadi sumber utama kemacetan dan masalah lalu lintas lainnya… itulah kesimpulan kasar yang saya buat selama menumpang bus transjakarta pagi ini.

Jadi, kalau ketabrak bus, salah siapa?

April 17, 2007 at 9:17 am Tinggalkan komentar


Kalender

Juni 2023
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Kategori

Jumlah kunjungan

  • 3.259 hits

RSS Beranda Rumah

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.