Archive for Juni, 2013
kopaja di jalur busway
Saya senang ada kopaja di jalur busway. Membuat penumpang lebih tertib krn naik dan turun di halte busway. Namun ternyata mental supir dan keneknya masih perlu perbaikan. Utk masalah kecepatan dapat diatur. Masalah salip menyalip juga sudah hilang. Tapi bikin bus full lebih parah daripada fullnya tije. Yg lebih mengagetkan adalah kebiasaan kopaja yg keluar jalur busway pada jalur yg separatornya rendah. Baik utk menghindar dari jalur yg diokupasi oleh kendaraan lain, juga utk menaikkan atau menurunkan penumpang.
Walaupun kopaja bukan tije. Semestinya harus jadi perhatian bahwa selama mereka melaju di jalur busway tidak diperkenankan keluar utk naik turun penumpang sembarangan.
integrasi tije-aptb-kopaja
Saya senang melihat kerja sama yg baik dengan sharing facility utk bus tije, aptb dan kopaja. Namun disayangkan tiket masuknya tdk terintegrasi. Karena berbeda tarif. Bus tije Rp3500 setiap trip sedangkan aptb dan kopaja Rp5 ribu. Penumpang aptb dan kopaja dapat berpindah ke bus tije di halte transit tanpa membayar lagi. Sedangkan jika berpindah ke bus aptb dan kopaja lainnya malah harus membayar tiket lagi secara full.
Semestinya jika penumpang memasuki halte ia sdh membayar Rp3500 sehingga apabila kemudian memutuskan naik aptb atau kopaja maka ia cukup membayar kekurangannya yaitu Rp1500 saja. Bukan membayar full Rp5 ribu lagi. Sedangkan jika ia berpindah antar aptb atau kopaja di halte transit, penumpang masih ditarik utk membayar tiket lagi padahal ia tdk keluar halte.
Belum lagi supir kopaja sering lupa menutup pintu setelah keluar halte. Sepertinya masih kagok alias gagap krn selama ini menyupiri kopaja reguler. Tentu standar operasi di jalur busway harus ditegakkan. Demi keselamatan pengguna maupun lingkungan.
Konsep integrasi yg ditawarkan sepertinya masih tanggung. Jika memang mau full integration. Pengurus tije, aptb dan kopaja mesti bisa menerima manajemen operasi bersama. Supaya tdk membingungkan penumpang. Gunakan 1 tarif yg sama. Atau tdk ada membayar tiket di atas bus kpd kondektur. Karena sdh terintegrasi. Membayar tiket busway sama dengan membeli tiket aptb dan kopaja. Standar operasinya pun sama.